HARI KEDUA KEGIATAN SOSIALISASI POLA ASUH DALAM PEMBERIAN MAKAN UNTUK ANAK

  • May 20, 2024
  • webadmin-sungaipasak

Sungai Pasak (15/05) – Lanjutan kegiatan Sosialisasi Pola Asuh dalam Pemberian Makan untuk anak dimana narasumber hari kedua yaitu Ibu Isneli Warni, SKM selaku Kepala Puskesmas Air Santok dan Ibu Sapta Eka Putri, Amd.Keb selaku Bidan Desa Sungai Pasak. Sebelum masuk ke materi Ibu Sapta Eka Putri, A.Md.Keb memulai acara dengan mengadakan kuis. Dimana pertanyaan kuis seputar materi yang telah disampaikan pada hari pertama kegiatan. Setiap peserta yang dapat menjawab pertanyaan diberi hadiah. Tentu antusias pesertapun semangat untuk menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Semua pertanyaan yang diberikan terjawab oleh ibu-ibu peserta, tentu Ibu Sapta EkA Putri, Amd.Keb berterima kasih karena ibu-ibu peseta menyerap materi yang telah disampaikan.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Ibu Isneli Warni, SKM. Pola asuh menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak. Jika pola asuh terganggu, anak berisiko mengalami stunting atau tengkes. Seperti diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang dapat menghambat perkembangan kognitif dan menurunkan kecerdasan anak. Salah satu momen yang sangat krusial dalam tumbuh kembang anak adalah 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Fase ini dimulai saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Jika dalam kurun waktu tersebut pola asuh yang diberikan salah, anak dapat merasakan dampak hingga seumur hidup “Pada dasarnya, stunting merupakan kondisi saat anak gagal tumbuh pada masa 1.000 HPK. Kalau gagal tumbuh, kita tidak hanya bicara soal fisik anak yang pendek, tapi juga kemampuan otak serta berkembang, seperti beradaptasi dengan lingkungan,” ujarnya.

ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting ini yaitu :

  1. Pola Makan

Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.

  1. Pola Asuh

Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.Dimulai dari edukasi tentang kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan.Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan.Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan.Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas.

  1. Sanitasi dan Akses Air Bersih

Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.

“Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya”, tutupnya. (ai)